Saturday, April 26, 2014

Cerita Mengikuti Funbike, tanpa bike.

Dalam menyambut 100 tahun Kota Malang, pada tanggal 20 April 2014 salah satu provider jaringan ponsel menyelenggarakan acara funbike Gowes 100th keliling kota. Acara ini juga sebagai promosi mall se Kota Malang jadi jalurnya menyesuaikan dengan melewati 11 mall, ternyata banyak juga mall di Malang, rute total diperkirakan sejauh 15km. Biasanya acara funbike ada panitianya dan terorganisir demi menjaga keselamatan pesertanya. Muncul pikiran bagaimana memanfaatkan event ini untuk menjajal inline skate di jalanan kota Malang. Sepeda memang bisa sangat cepat, tetapi mengingat ini funbike bukan balapan dan pesertanya juga bukan hanya pembalap, bisa anak kecil atau orang tua, saya memperkirakan laju rata2nya tidak terlalu tinggi dan masih mungkin diikuti menggunakan inline skate.

Pertama saya menghubungi panitia untuk memastikan kehadiran saya bisa diterima dan tidak menjadi gangguan bagi panitia. Dengan syarat utama dalam mengikuti funbike adalah memiliki sepeda otomatis saya tidak boleh mengikuti secara resmi dan tidak perlu membayar tiket. Yang jelas saya diperbolehkan oleh panitia untuk sekedar meramaikan acara funbike.

Jalurnya dapat dilihat di sini:
https://goo.gl/maps/5cwL0 atau

Persiapan dilakukan sebaik mungkin karena mengingat jarak sejauh itu sudah dikategorikan sebagai half-marathon dalam inline skate (maraton sesungguhnya menempuh 42km) dan jarak yang saya tempuh paling jauh baru 5,5km. Selain jarak, kontur kota Malang dan kondisi aspal juga menjadi bagian antisipasi. Untuk memperingan laju inline skate akhirnya saya menggunakan 1 set ban baru dengan bearingnya sekalian. Malamnya saya tidur cepat supaya besok bisa bangun pagi2.

Paginya saya berangkat dengan hanya membawa tas slempang kecil berisi sebotol air minum, snack manis, helm dan wristpad, untuk alas kaki cukup sandal jepit supaya ringan dan inline skate saya jinjing saja. Cukup ringkas masuk angkot, seandainya saya menggunakan sepeda maka saya harus mengendarai sampai lokasi atau mengangkutnya menggunakan mobil.

Sampai di Terminal Arjosari ternyata masih cukup pagi, ada waktu untuk pemanasan sekaligus menghemat uang transport. Saya meluncur ke lokasi Start Jl. S. Parman menggunakan inline skate mumpung jalan masih sepi I love my city waktu sepi gitu. Perasaan yang tidak akan didapat ketika kita meluncur sambil terikat dengan besi2 kendaraan bermotor kita. Sesampai di lokasi start sudah ada beberapa peserta dan panitia sibuk mempersiapkan acara. Acara yang rencananya dimulai jam 6 ternyata molor sampai jam 6.30 karena masih menunggu sambutan2, acara seni dan seremonial lainnya. Jalan dipenuhi peserta funbike yang katanya mencapai 3000 orang, untuk start saya putuskan untuk menunggu sampai jarak antar peserta agak renggang.

Awal2 keberangkatan masih terasa atmosfer funbike, karena kecepatan yang lambat, peserta masih banyak terlihat dan ada anak kecil yang mengikuti. Beberapa sepeda antik juga terlihat lengkap dengan atribut pengendaranya. Semakin jauh jarak antar peserta semakin renggang dan kecepatan semakin meningkat. Perlu usaha lebih keras untuk mengikuti rombongan sepeda yang didominasi oleh MTB. Kondisi aspal mulai bervariasi dan kontur yang naik turun memberikan tantangannya sendiri. Satu hal yang kemudian membuat saya agak heran dan agak menyayangkan kesiapan penyelenggara adalah ternyata jalur funbike tidak steril dari kendaraan bermotor. Beberapa pengendara motor mencari2 celah untuk melewati peserta dan peserta anak2 tidak menyadari adanya kendaraan bermotor di belakangnya. Saya sendiri berusaha menjaga kestabilan dalam melewati jalan terutama bila kondisi jalan tiba2 berubah. Aspal yang tiba2 menjadi kasar akan memberikan efek mengerem sehingga perlu manuver supaya dapat melewatinya. Untuk jalan menanjak juga tidak ada mekanisme roda gigi dan rantai yang akan memperingan tanjakan. Yang bisa dilakukan adalah menekuk lutut lebih dalam untuk mendorong lebih kuat. Untung ada check point di balaikota sehingga ada kesempatan untuk beristirahat.

Lepas dari balaikota peserta melanjutkan melewati tengah kota. Di sini menurut saya jalan terus menanjak setelah turun curam di jl. Majapahit. Rute juga melewati jalur ke Jl. Ijen lokasi Car Free Day, di sini mulai goyah untuk meneruskan mengikuti funbike, disamping sudah kelelahan akibat jalan yang terus menanjak, peserta juga mulai jarang terlihat dan ingin bersama keluarga yang berencana menikmati Car Free Day. Batasnya pada km ke 12 diaphragma mulai agak nyeri karena dipaksa memompa paru2 sehingga memutuskan untuk berhenti saja. Rute masih ada 4km lagi tapi mungkin ini sudah limit tidak ada ruginya berhenti daripada diteruskan dan kemungkinan cedera.


0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home