Desktop yang Modern
Simple bespin + nmfnms icons + Aya theme = Alien desktop with simple menu. KDE never dies.... |
Desktop ini sepertinya biasa2 saja tidak ada bedanya dengan yang dulu2. Secara penampilan tidak banyak berubah, karena perubahannya datang setelah adanya sedikit tambahan fitur baru dan ide yang datang mendadak. Setelah upgrade dan kini menggunakan KDE 4.4 SC (Software Compilation) ada beberapa tambahan fitur yang dapat digunakan untuk melengkapi fungsionalitas. Dengan menggunakan desktop environment yang dapat dengan mudah ditata ulang, dibongkar pasang seperti ini dapat menjadi sarana berlatih membuat desktop yang indah, elegan, sederhana tetapi intuitif dan fungsional. Hal semacam ini yang belum pernah didapatkan bila menggunakan OS komersil.
KDE pada dasarnya sudah sangat fungsional tetapi touch and feelnya masih dasar sekali yang bagi beberapa orang mungkin sudah cukup. Untuk penggunaan desktop atau notebook berlayar besar mungkin tidak masalah, tetapi bagi notebook berlayar kecil tetapi lebar menyamping yang umumnya diistilahkan sebagai netbook, konfigurasi dasar dirasa banyak menghabiskan space vertikal untuk bekerja. Jadi penataan ulang ini pada umumnya bertujuan meringkas aksesori yang disusun vertikal dan apabila mungin ditata menjadi horizontal.
Desktop Unity dari Ubuntu 11.10, setelah satu tahun akhirnya ada desktop yang memiliki filosofi seperti yang saya gunakan. |
Desktop KDE konfigurasi dasar |
Taskbar pada layar netbook yang kecil akan terasa penuh apabila menggunakan task manager normal (task manager dengan tampilan ikon dan sebagian title) pada taskbar dan kita sedang membuka beberapa window saat bekerja. Di sini widget task manager standard diganti dengan smooth task yaitu task manager yang hanya menampilkan icon saja. Title dan preview window akan ditampilkan apabila icon pada task bar ditunjuk dengan mouse. Dengan menggunakan smooth task space taskbar dapat lebih dihemat.
Untuk Gnome. Pada tampilan Gnome classic masih banyak memakan tempat dan cenderung mengalihkan perhatian dari hal yang sedang dikerjakan. Seperti yang terlihat di gambar bawah, terdapat dua panel di atas yang berisi menu dan bawah berisi program yang sedang berjalan (seperti pada windows).
Tampilan Gnome klasik pada Ubuntu Intrepid |
All in One Panel |
All in One Panel versi Unity |
seperti browsing internet, mengetik dokumen, mainkan musik dll. Hanya saja ini masih dilakukan secara manual. Ada puluhan aplikasi terinstal tetapi yang kita butuhkan hanya 20an saja. Menu khusus yang berkaitan dengan sistem, seting atau running program dipisahkan bahkan yang berpotensi membingungkan disembunyikan agar tidak menjadi bahaya di tangan para awam.
Ketika suatu window dalam kondisi maximized dan berada paling depan maka kita bisa mengakses menu pada panel dengan fasilitas global menu. Termasuk juga window button untuk menutup, minimize dan maximize/unmaximize. Pada panel juga ditampilkan shortcut untuk system seperti mengubah setting display, printer kemudian untuk melakukan shutdown, restart atau suspend. User shortcut juga disediakan untuk mempercepat log-out atau swith user. Bahkan pada Unity, shortcut volume juga terintegrasi dengan media player Banshee yang praktis walaupun seharusnya bisa dicustomize agar bisa dihubungkan dengam media player lainnya.
Untuk menghindari desktop yang terlalu penuh dengan icon (bahkan dokumen juga banyak yang meletakkan pada desktop) sekalian tidak ada ikon sama sekali kecuali tempat sampah. Percaya atau tidak, dengan alasan kepraktisan mengakses file yang diletakkan pada desktop, setelah file dokumen itu selesai kita tidak akan memperhatikan lagi. Hal tersebut dikarenakan desktop selalu tertutup oleh window yang sedang aktif.
Desktop yang tidak berisi icon apa pun supaya tidak memancing icon2 lain yang bikin penuh |
Desktop Unity tetap bersih tanpa shortcut atau document dan dengan sedikit pembiasaan diri tetap praktis. Di sini yang perlu ditampilkan hanya jadwal yang akan sering kita perbaharui. |
Kicker menu juga tidak perlu berisi shortcut untuk melakukan shutdown dan lock screen. Fasilitas tersebut bisa ditambahkan langsung ke dalam taskbar agar lebih praktis. Bagi saya sendiri penempatan Shutdown dan Lock pada desktop context menu (klik kanan pada desktop) tidak perlu cuma belum bisa cara menghilangkannya.
File manager pada KDE |
File manager yang baru pada Ubuntu. |
Efek desktop Scale memudahkan untuk switching antar window tanpa terlalu menarik perhatian seperti taskbar, dock atau launcher. |
Seandainya harus membuka file manager pun maka pengguna tidak perlu harus berhadapan dengan yang namanya folder tree. Menurut saya folder tree ini cocok untuk system administrator tapi tidak perlu bagi pengguna casual harian. Folder tree ditawarkan untuk pencarian mendalam sebuah folder. Pengguna umumnya hanya perlu membuka folder2 yang sehari2 dipakai bekerja seperti Home, Documents, Music, Pictures, Trash dll. Apabila perlu ditambahkan shortcut untuk Lectures, Papers dll sesuai kebutuhan yang mestinya tidak sampai 20 folder. Root folder juga tidak perlu ditampilkan karena isinya terlihat sangat misterius dan ini bisa membuat pengguna awam khawatir akan merusaknya.
Dan terakhir yang mungkin tidak dijumpai pada Windows adalah multiple desktop, yaitu kita dapat mempunya beberapa area kerja sehingga window yang sedemikian banyak tidak saling tumpang tindih.
Saya pikir konsep di atas dapat diterapkan pada semua jenis desktop tidak hanya terbatas pada KDE dan Gnome saja.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home