Monday, April 6, 2015

Balisong hobi unik dari apresiasi terhadap pisau

Nemu hobi baru, dasarnya hampir sama penasaran dulu pernah lihat dan kemudian sekarang pingin beli sendiri dan mencoba. Tidak ada ruginya memainkan balisong karena tidak merusak kesehatan diri sendiri maupun keluarga. Ceritanya setelah jalan2 ke salah satu toko buku di kota tempat tinggal ternyata ada yang menjual sebagai peralatan outdoor. Sehingga di sini perlu ditekankan dari awal penjualannya dimaksudkan sebagai peralatan. Balisong atau dulu saya tahunya pisau kupu-kupu dibawa oleh teman ke sekolah, sempat pegang sebentar tapi tidak tahu bagaimana triknya karena keburu diminta oleh yang punya. Banyak ditampilkan di film sebagai senjata orang jahat. Setelah itu tidak pernah melihat lagi, tidak ada yang jual bahkan kalau ada yang jual masih kalah dengan kebutuhan lain dan hobi saya yang lain. Hobi saya akhir2 ini jarang yang bisa saya buat sendiri. Kalau dulu pedang kayu dan nunchaku bisa bikin sendiri dari rotan, sekarang rata2 beli semua karena lebih praktis.
Balisong ini unik dan segera dapat dikenali karena konstruksinya yang terdiri dari sebilah pisau dan sepasang pegangan yang bisa berotasi menjadi penutup. Tidak ada pegas atau tombol apa pun. Sebenarnya sangat sederhana, lebih sederhana dibandingkan pisau lipat atau pisau geser yang memiliki sistem pengunci pegas. Bilah dan penutupnya bisa berayun bebas dan mekanisme penguncinya adalah genggaman tangan kita sendiri kalau tanpa kaitan pengunci. Setiap hari saya bawa pisau jujur saja terpengaruh oleh film Macgyver yang bermodalkan pisau lipat swiss untuk bertualang. Pisau lipat adalah alat yang praktis dan aman mudah masuk kantong dan tidak ribet dengan sarung pelindung. Balisong ini saya kategorikan sebagai pisau lipat karena tidak memerlukan tempat terpisah dan kenyataannya cara membuka tutupnya dengan diluruskan dari lipatannya. Hanya saja balisong memiliki beberapa keunikan yang berbeda dari pisau lipat yang biasa saya bawa.
Anatomi balisong diambil dari bladehq.com
 
Balisong tidak menggunakan pegas sehingga dapat dibuka dengan satu tangan, kalau kita tidak mau mengibaskan tinggal pegang salah satu tutupnya dan tutup yang lain dan bilah pisaunya akan jatuh menggantung. Kemudian balik balisongnya dan pisaunya akan lurus dengan tutup yang kita pegang dan tutupnya bila disatukan bisa menjadi pegangan seperti layaknya pisau fixed. Praktis hanya dengan satu tangan. Selama ini membuka pisau lipat perlu dua tangan. Keunikan lain dan sekaligus menjadi keunggulan dibandingkan pisau jenis lainnya adalah bisa dimainkan dalam gerakan kompleks karena mekanisme buka tutupnya. Sejauh yang saya tahu pisau lipat tidak memberikan kemungkinan seperti ini. PIsau lipat memiliki dua posisi yaitu terbuka dan tertutup yang kaku. Ketika dalam posisi tertutup maka elemen pisaunya hilang, kita bisa menghandle seperti benda tumpul, untuk lempar tangkap dan diputar2 seperti kita melakukannya pada sebatang tongkat tanpa kuatir teriris. Ketika terbuka menjadi sebuah pisau seperti pisau fixed kita dapat memotong, mengiris, menyayat dll. Selain itu tidak ada apa2 di antara dua keadaan pisau lipat karena ketika tertutup maka mekanismenya akan mencegah untuk terbuka dan ketika terbuka mekanisme yang sama akan mencegah untuk menutup pisau lipat yang rusak mekanisme penahannya menjadi berbahaya untuk dipakai.
Pisau fixed seperti pisau dapur sampai pedang perlu sarung pelindung dan pisau dapur sudah sering kita dengar banyak mencelakai karena tidak disimpan dalam pelindung. Dalam keadaan tanpa pelindung pisau fixed adalah selalu berbahaya jadi menghilangkan sarung pisau atau sarung pedang menjadi hal yang harus dihindari. Dalam menangani pisau fixed maka kita harus mempertimbangkan dua hal, pisaunya dan sarungnya. Dibanding pisau lipat pisau fixed masing lebih sering dimainkan. Pendekar pedang bisa membuka dan menutup pedangnya dengan cepat tetapi seperti pendekar pedang Musashi katakan membuang sarung pedang artinya awal kekalahan. Jadi pisau fixed masih kurang flexibel antara kondisi terbuka dan tertutupnya terutama karena keribetan dengan sarungnya.
Sementara balisong, fleksibilitasnya ada pada tutupnya dan berubah menjadi pegangan dan sebaliknya dengan sangat cepat. Tidak perlu lagi memikirkan sarung pisau dll. karena begitu dibuka sarung pisaunya akan menjadi pegangan seperti pisau lipat. Untuk membukanya cukup menggunakan satu tangan. Ada pisau berjenis switchblade dengan menekan tombol maka pisau akan keluar dengan cepat. Menurut saya mekanismenya pasti menggunakan semacam pegas dan kompleks sehingga rentan kegagalan seperti tombol terpencet tidak sengaja. Seperti pisau lipat berbasis pegas switchblade tidak memiliki fleksibilitas buka tutup. Balisong bukanlah pisau yang lebih cepat dari switchblade atau sekuat pisau fixed, tapi transisi buka tutupnya dapat secara kreatif dimanipulasi sehingga di tangan orang yang terlatih balisong bisa menjadi hiburan. Ada atraksi pedang, lempar pisau dll. tetapi harus dilakukan di ruang yang cukup luas dan atraksi tersebut mengedepankan sisi tajam pisaunya. Atraksi pedang dalam keadaan tersarungkan pasti tidak seru bagi yang melihatnya. Balisong dapat dimainkan di ruangan tidak terlalu luas dan bagi yang melihat juga masih mendapatkan kesan seru karena konstruksi balisong yang bisa terbuka tertutup tanpa terduga. Bahkan oleh pemainnya kadang karena salah antisipasi buka tutupnya sehingga teriris.
Mampu memainkan pisau menurut saya menjadi salah satu cara meningkatkan apresiasi terhadap alat yang satu ini. Setiap jenis pisau dapat dimainkan kalau tidak percaya silakan melihat film yang menggunakan pisau, dan perfilman tahu bagaimana menjadikan sesuatu menjadi atraksi walaupun itu sekedar pisau dapur. Ambil contoh seseorang yang yang mengambil pisau dapur dan dengan cepat menyembunyikan di balik punggung, sebelumnya saya lewati saja adegan itu tetapi sekarang saya menganggap itu adalah atraksi.
Pisau dapur

Bahkan pisau cukur bisa menjadi sangat atraktif seperti dalam The Matrix ketika musuhnya menggunakan pisau cukur dalam bertarung.
Pisau cukur













Pisau2 tersebut tidak dimaksudkan sebagai senjata, hanya sekedar alat bantu dalam pekerjaan kita sehari2. Sejak 2,5 juta tahun yang lalu sampai sekarang pisau berevolusi menjadi alat dengan berbagai kegunaan. Sangat sedikit yang mengapresiasi keberadaannya sebagai alat. Saya sudah berkenalan dengan pisau sejak kecil walaupun hanya sebatas penggunaan praktis. Sangat kecil apresiasi yang tumbuh dari penggunaan sehari2. Hanya ketika mencoba balisong di tangan dengan berbagai kerumitan manipulasinya sehingga saya sendiri takjub dengan fleksibilitasnya dan masih menjalankan fungsinya sebagai pisau.
Kapan2 saya akan upload hasil coba2 manipulasi flipping balisong, walaupun jangan berharap hasil profesional tetapi itu menjadikan saya lebih apresiatif terhadap pisau. Saya juga menyayangkan pisau dan berbagai alat tajam dibuat, dibawa dan dioperasikan semata2 hanya sebagai senjata sehingga muncul istilah sajam/senjata tajam. Sedangkan kita bisa menggunakannya sekedar untuk meraut pensil, mengupas buah sampai alat hiburan pribadi, flipping balisong menurut saya bisa memberikan efek pelepasan ketegangan.
Video di atas itu beneran pisau bisa kita putar2 seperti pen spinning. Hanya saja pen spinning bisa dilakukan di mana saja. Sedangkan memainkan balisong di muka umum akan menimbulkan prasangka macam2.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home