Thursday, November 10, 2011

Life Is Like Rubik's Cube (tulisan pembungkus sebuah puzzle)


gambar oleh Albert Prianto situs wordpress.


Kesannya tulisan di atas dilebih-lebihkan sebagai sarana promosi pembuat mainan puzzle magic cube atau yang populer sebagai rubik's cube. Walaupun dalam kehidupan sebenarnya jauh-jauh-jauh lebih kompleks dan susah tetapi keduanya memiliki kemiripan. Boleh dikatakan rubik's cube ini masih pantas dijadikan model kita berpikir. Saya yakin setiap orang tahu tujuan dari permainan rubik's cube ini. Dan boleh dikatakan kalo ada yang tidak tahu mungkin hidupnya di ujung gunung, di dalam gua atau di dasar lautan dengan demikian belum pernah tahu. Anda boleh mengartikan kalimat di atas sebagi metafora untuk gunung, gua atau lautan pikirannya sendiri. Bisa jadi dia tinggal di tengah perkotaan tapi kerena sibuk dengan pikirannya sendiri sehingga tidak tahu yang namanya rubik's cube ini. Dan bolehlah kita meragukan pemahamannya terhadap hidup. Silakan protes tapi permainan ini sudah melanglang buana selama 30 tahun lebih. Lebih lama dari gamewatch buatan Nintendo.

Tujuannya sederhana bagaimana menjadikan satu sisi cube memiliki satu warna untuk seluruh sisi yang lain setelah cube diputar sana-sini secara acak. Sementara tujuan manusia hidup bermacam-macam, ada yang ingin kaya, berkuasa, terkenal atau cari pahala untuk masuk surga. Pada rubik's cube, namanya juga mainan tentu saja lebih sederhana dan lebih mudah. Tapi dari kesederhanaan itu masih banyak yang terkecoh. Dengan tujuan menjadikan "satu sisi satu warna" maka pikiran terpaku pada sisi dan warnanya saja. Pertama kali terpikir pada umumnya adalah bagaimana menyusun warna satu sisi satu persatu untuk kemudian beralih ke sisi yang lain sampai puzzle selesai. Tanpa teknik khusus hal tersebut hampir mustahil dilakukan. Hal itu sangat umum karena hanya melihat dari bentuk luarnya yang memang mengarahkan ke kesimpulan semacam itu. Tanpa tahu mekanisme kerjanya maka menyelesaikan cube tersebut hampir mustahil. Karena hanya berpatokan pada warna banyak yang mencurangi dengan melepas stiker warnanya dan menata ulang, walaupun sebenarnya ini juga bukan cara curang yang cerdas. Lebih cerdas lagi apabila seluruh piecenya dilepas untuk kemudian ditata ulang daripada melepas stiker.  Misalnya lagi, sering setelah memperhatikan beberapa waktu baru menyadari kalau bagian tengah setiap sisi ternyata tidak berpindah tempat. Dengan menyadari hal tersebut seseorang bisa menggunakan bagian tengah sebagai patokan. Lebih maju lagi setelah memahami ternyata ada piece yang punya 2 warna dan ada yang 3 warna dan masing-masing tidak bisa saling bertukar tempat (corner tidak dapat bertukar tempat dengan edge). Dengan memperhatikan detil dari sebuah rubik's cube sebenarnya seseorang sudah bisa memulai eksplorasi dengan lebih terarah yang mengarah pada penyelesaian cube. Walaupun tidak mudah tetapi masih lebih baik daripada yang buta akan detil cube-nya.

Seseorang bisa memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas tetapi tanpa pemahaman terhadap mekanisme kerja komponen yang mendukung, maka visi, misi dan tujuan tersebut hanyalah impian kosong.

Ada suatu solusi cube yang tidak melibatkan banyak rumus. Sering bila kita membeli sebuah magic cube disertai selembar kertas solusinya melibatkan banyak rumus (+/- 9 rumus) dalam 7 langkah yang dikatakan sebagai beginner's method atau playgroup method. Pada awalnya untuk memahami solusi ini juga tidak terlalu mudah. Tanpa memahami cubenya sendiri kita tidak akan bisa menggunakan solusi yang ada di depan mata. Petunjuk ada di depan mata tetapi karena tidak paham situasi maka percuma saja. Saya juga mengalami kesulitan bahkan setelah waktu kecil berhasil menggunakan solusi dari leaflet untuk menyelesaikan cube yang dibeli dulu. Kalau sekarang bisa menyelesaikan kurang dari 40 detik kadang kurang dari 30 detik hanya karena sering memainkan saja dan baca2 artikel cubing lebih lanjut dan itu tidak diperlukan untuk sekedar menyelesaikan rubik's cube. Dengan metode beginner sudah cukup untuk menyelesaikan cube, dan setelah hapal maka seseorang bisa menyelesaikan dalam waktu 1 menitan. Justin Beiber bisa menyelesaikan dalam waktu kurang dari 90detik.

Metoda dengan sedikit rumus yang dikatakan di atas hanya melibatkan 1 putaran sisi kanan searah jarum jam- 1 putaran sisi atas searah jarum jam- 1 putaran sisi kanan berlawanan arah jarum jam- 1 putaran sisi atas berlawanan arah jarum jam (RUR'U'). Yang lain adalah secara intuitif yang tetap menuntut pemahaman kita akan pergerakan piece dan dilakukan dengan tahapan2 yang urut (bahkan cubing saja ada rukunnya). Langkah2nya bisa dicari via Google dan sepertinya saya juga pernah posting metode ini dengan sedikit perubahan. Metode ini menurut saya bagus untuk melatih short term memory bagi yang agak berumur sekedar show kepada cucunya kalau kakeknya juga bisa menyelesaikan cube. Untuk yang pingin adu cepat sebaiknya lupakan metode ini karena langkah2nya panjang dan masih harus mengira-ngira posisi piece setelah serangkaian move, tapi benar2 intuitif dan terjangkau oleh kecerdasan normal termasuk saya.

Cube ini memang mainan dan tetap akan menjadi mainan, kita tidak bisa berharap tiba2 berubah menjadi mobil atau berharap setelah berhasil menyelesaikan berubah menjadi makhluk ajaib yang mengabulkan permintaan. Tetapi dengan mainan berharga murah meriah ini kita bisa banyak mengevaluasi cara berpikir dalam memecahkan masalah dengan hampir tanpa resiko. Ada bisa saja sedang sial cube anda patah dan pecahannya mengenai jari sehingga terluka. Tapi ini sedikit bisa menghindari mencoba-coba pola pemikiran kita pada komunitas yang lebih luas. Nasib orang banyak terlalu berharga untuk menguji pemikiran kita secara trial and error. Salah langkah dalam menyelesaikan rubik's cube hanya akan mengacak beberapa piece dan memaksa kita untuk mengulangi sejauh mana kesalahan kita. Salah dalam mengelola permasalahan yang lebih besar bisa jadi merenggut nyawa orang atau menghancurkan masa depannya. Semua memang sudah ada yang mengatur, tinggal kita berdo'a untuk yang terbaik. Mungkin kita bisa mencoba pada sebuah cube yang teracak, kemudian kita berdo'a dan melihat bagaimana do'a kita menyelesaikan cube terebut. Bisa jadi begitulah mekanisme do'a yang bekerja pada kita.

Happy cubing and keep living!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home