Friday, March 23, 2012

Live USB!!!

Membuat live USB adalah hal yang biasa. Pada umumnya live USB digunakan untuk melakukan instalasi Linux pada komputer yang tidak memiliki CD drive tapi berkemampuan boot dari USB. Dengan software pembuatan live usb tertentu seperti Startup Disk Creator pada Ubuntu dapat ditambahkan file persisten yang akan menyimpan konfigurasi yang kita lakukan pada live USB. Artinya kita dapat menggunakan live USB seperti seolah kita menginstal dalam komputer. Live USB jadi dapat menyimpan history, instalasi aplikasi, sinkronisasi dll.

Cara paling mudah untuk membuat live USB dengan menggunakan Startup Disk Creator dan mengaktifkan opsi membuat file persisten. Hanya saja file persisten ini hanya dapat diakses oleh Linux karena menggunakan filesystem ext2. Dengan berbekal flashdisk 4GB kita bisa menciptakan live USB yang ideal dengan sedikit agak rumit.  Yang dimaksud ideal adalah live USB dengan sistem penyimpanan shared folders untuk menghindari duplikasi, dapat diakses oleh sistem operasi lain dan oleh sistem operasi live usb itu sendiri.

Flashdisk umumnya diformat menggunakan filesystem FAT32 dalam satu partisi saja. Keuntungan konfigurasi ini adalah jaminan bahwa flashdisk dapat dibaca di sembarang OS. Proses penataan space semacam ini juga tidak rumit termasuk untuk pembuatan live USB dengan sisa space yang cukup banyak. Pembuatan live USB Ubuntu dengan file persisten 1,5GB memerlukan total sekitar 2,3GB. Sisa space dapat dipakai untuk menyimpan file2 yang lain. Kelemahan live USB semacam ini adalah penyimpanan yang terpisah antara sistem native live USB dan sisa space pada flashdisk. Perlu diketahui pada filesystem FAT32 tidak mendukung symlinking yaitu kita tidak dapat membuat link/shortcut untuk file atau folder pada filesystem FAT32 yang dapat ditempatkan di lokasi lain. Tanpa dukungan symlinking maka cloud folder (folder khusus untuk sinkronisasi file dengan cloud server seperti ubuntuone, dropbox dll.) harus disimpan di dalam file persisten yang tidak dapat diakses menggunakan Windows. Filesystem yang mendukung sysmlinking paling tidak Ext2 dan NTFS. Windows tidak dapat membaca filesystem Ext2 sehingga pilihan jatuh pada NTFS. Masalah berikutnya, file2 live USB hanya dapat dipasang pada system FAT32 sehingga perlu dibuat paling tidak 2 buah partisi. Yang satu berformat FAT32 dan satunya NTFS. Pada Linux flashdisk dengan lebih dari satu partisi bukanlah masalah sedangkan Windows hanya akan mengenali partisi pertama saja dan default Windows hanya bisa melakukan formatting FAT32 pada flashdisk.

Untungnya ada solusi dengan mengupgrade driver flashdisk USB menggunakan driver Microdrive dari Hitachi. Dengan mengupgrade driver maka kita dapat membaca dan membuat lebih dari satu partisi pada Windows termasuk melakukan formatting menggunakan NTFS. Hanya saja kelemahannya kita harus melakukan update driver di setiap Windows baru yang akan digunakan untuk membaca flashdisk kita. Driver microdrive yang saya gunakan dapat didownload di sini.
Untuk menggunakan driver tersebut kita perlu mengetahui nama device flashdisk kita pada registry key Windows (menggunakan regedit):
HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\ControlSet001\Enum\USBSTOR ; di bawahnya ada banyak device flashdisk yang pernah digunakan dan kita harus memilih yang merupakan nama device kita. Kebetulan punya saya Disk&Ven_hp&Prod_v228g&Rev_1100 dari HP. Selanjutnya kita buka file cfadisk.inf yang ada pada folder driver hasil download menggunakan text editor dan cari bagian [cfadisk_device] dan tambahkan di bawahnya
%Microdrive_devdesc% = cfadisk_install,IDE\Nama_device_anda
baris2 yang lain di bawah [cfadisk_device] sampai pada [cfadisk_addreg] dapat dihapus. Simpan file dan anda dapat mulai mengupgrade driver USB anda dari Device Manager Windows dan melakukan restart Windows. Setelah itu kita dapat memformat partisi kedua menggunakan filesystem NTFS.

Pada saat kita booting menggunakan live USB buatan kita, sesuai default, komponen2 di dalam Home tersimpan dalam file persisten. Kita dapat memulai dengan memindahkan folder2 non-hidden (folder yang hidden biasanya untuk konfigurasi dan lebih baik kita biarkan saja) ke partisi NTFS yang juga sudah kita buat dan membuatkan symlinknya. Symlink2 ini yang kita pindahkan lagi ke folder home kita dengan sedikit rename maka kita dapat mengakses folder2 Documents, Downloads, Music, Ubuntu One, dll melalui symlink2 tersebut sehingga tidak menghabiskan tempat di file persisten. Space pada file persisten dapat digunakan untuk konfigurasi dan instalasi aplikasi yang kita perlukan. Dan lagi kita dapat mengakses folder2 kita melalui OS lain di luar sistem live USB karena berada pada partisi tersendiri. Hanya saja sampai saat ini untuk menggunakan live USB maka partisi harus di-mount secara manual walaupun proses mounting ini sangat mudah dengan mengklik saja.

Dalam 4GB dapat diisi dengan :
- LiveUSB Ubuntu standar dengan LibreOffice
- Boot Repair
- Planner
- XMind
- R
- RStudio
- Quantum GIS
- Java-6-JRE
ditambah sisa space 1GB dan swap 500KB.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home