Tuesday, September 4, 2012

Oprekan Samsung Galaxy Mini 2 GT-S6500D

Akhirnya dapat android Samsung, kebetulan masih terbilang baru dengan harga yang masih wajar untuk perangkat pintar. Kebetulan setelah membaca review dan komparasi spesifikasi galaxy mini 2 gt-s6500d ini cukup potensial untuk dioprek. Sebenarnya model ini masih tergolong baru rilis jadi modifikasinya masih belum banyak. Tetapi beberapa hal dasar bisa dilakukan dan membuka banyak kemungkinan modifikasi lainnya.

1. Rooting, pintu pertama modifikasi sistem secara mendalam. Kalau nggak diroot rasanya cuma seperti pinjam. Prinsip dari rooting adalah memasukkan program su ke /system/bin dan aplikasi Superuser.apk ke /system/app. Normalnya lokasi tersebut tidak terjangkau oleh pengguna. Langkah yang bisa dilakukan dengan melakukan penggantian recovery asli dengan custom recovery. Penggantian ini dinamakan flashing, menggunakan program Odin3 dan driver Kies. Setelah custom recovery terpasang maka kita dapat menggunakannya untuk memasang su dan Superuser.apk. Setelah dua program tersebut terpasang maka device sudah rooted dan kita dapat menggunakan untuk memasang program yang memerlukan akses root.

2. Custom reoevery yang sangat berguna pada kondisi device tidak mau booting normal. Custom recovery dapat untuk merbuat backup, restoring backup sampai menghubungkan device dengan PC untuk akses root ketika akses via kondisi normal tidak bisa.

3. Modifikasi build.prop. Build.prop bisa dikatakan sebagai tanda tangan dari device android. Setingan dasar perangkat android ada di sini semua. Ada script yang dinamakan V6 Supercharger yang secara otomatis dapat menambahkan banyak parameter untuk meningkatkan kinerja. V6 Supercharger juga dapat menambahkan parameter untuk mengurangi lag tampilan. Dengan modifikasi build.prop memungkinkan kita untuk salah satunya mengubah lcd density. Lcd density ini mengatur seberapa rapat piksel gambar menempati piksel layar, semakin kecil nilai lcd density akan menghasilkan tampilan yang semakin kecil2.

4. Upgrade kernel yang membuka banyak kemampuan tersembunyi dari prosesor. Kernel bawaan hanya memungkinkan cpu bekerja hingga 800MHz. Beruntung ada kernel overclock oleh Squadzone. Kernel overclock ini dapat mengatur cpu sehingga dapat bekerja pada kecepatan 1GHz. Kernel overclock juga mengenalkan pada aneka governor yaitu pengaturan kecepatan cpu pada berbagai beban kerja. Kernel dari squadzone ini juga memungkinkan kita memakai swapspace sebagai tambahan memori menggunakan partisi sdcard.

5. Deodexed apps. Aplikasi bawaan ROM datang dalam pasangan yaitu file apk dan odex. Hal ini untuk mempercepat proses booting karena sistem tidak perlu lagi memekarkan paket aplikasi. Kelemahannya adalah paket program menjadi tidak independen, susah dibongkar pasang. Tapi hal ini tidak menjadi masalah bagi pengguna non root. Beberapa aplikasi terkait dengan kode dari TouchWiz sehingg deodexingnya lebih rumit.

6. Tampilan User Interface dapat diubah dengan memodifikasi file SystemUI.apk. Contohnya layout jam yang semula terletak di tepi dapat diubah di tengah. Indikator battery, sinyal dapat diubah bentuk dan warnanya. Bahkan notification area dapat dibuat transparan.

Banyak modifikasi ini mensyaratkan device dalam keadaan rooted karena harus mengubah file dalam partisi system. Karena latar belakang penggunaan PC berbasis Linux beoerapa konsep modifikasi dapat diterapkan walaupun tidak dengan cara yang sederhana. Banyak tutorial tersebar di forum di internet mulai dari tingkat mudah hingga sulit. Resiko tetap ada mulai softbrick tidak mau booting hingga bootloop berulang2. Kerusakan hingga pada bootloader dapat menyebabkan device mati total. Tetapi dengan persiapan yang matang untuk kondisi terburuk, modifikasi menjadi menyenangkan.

Published with Blogger-droid v2.0.9

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home