Friday, November 25, 2011

Semakin mendekati desktop dengan tatanan Mac OS

Mac OSX yang asli yang menurut saya merupakan desktop dengan penataan sangat sistematis dengan detil yang disusun secara teliti.
Dream desktop, sebenarnya mesinnya bisa diduplikasi tapi plus software dll. harganya jadi mahal.
Salah satu hal yang saya kagumi adalah global menu yang katanya didasari bahwa aktifitas dalam Mac merupakan dokumen sentris. Sayangnya Sistem operasi Mac OS sangat erat dengan hardware yang memang berkualitas tinggi dengan software komersil legal yang menjadikan harganya mahal. Dengan konsep bahwa dari sekian banyak window yang terbuka hanya satu menu yang terpakai maka Global Menu menjadi sangat pas terutama untuk desktop berlayar kecil. Dengan komposisi pada Mac OSX menurut saya less distracting, sehingga kita cenderung "dipaksa" untuk fokus pada apa yang sedang kita kerjakan. Dengan dock yang menghilang dari pandangan dan panel yang meredup apabila tidak digunakan maka kita tidak tertarik untuk mengklik yang lain2.
Sedangkan ini adalah upaya saya untuk mendandani desktop pada Ubuntu supaya semakin mirip dan upaya2 terakhir para pengembang di Ubuntu membuat semakin mudah.
Semakin mendekati walaupun jelas tidak bisa menyamai.


Berhubung konfigurasi Unity milik Ubuntu saya rasakan tidak fleksibel maka saya banyak mencoba konfigurasi2 di Ubuntu termasuk Gnome shell dan Lubuntu. Pada percobaan dengan Lubuntu ternyata menemukan Desktop Environment yang menurut saya sangat modular. Walaupun dalam modifikasinya sedikit banyak agak manual tetapi komponen yang tidak kita kehendaki dapat dihilangkan dan kita bisa menambahkan komponen lain sehingga menghasilkan konfigurasi sesuai harapan.

Komponen yang saya gunakan antara lain :
- Lubuntu : Ubuntu yang menggunakan LXDE sebagai desktop environmentnya. LXDE adalah singkatan dari Lightweight X11 Desktop Environment yang ringan sehingga bisa dijadikan dasar karena modul2 yang ditambahkan berikutnya akan semakin berat. Bagi yang sudah menginstall Ubuntu standar maka dapat menambahkan paket Lubuntu-desktop melalui synaptic.

- Compiz sebagai window manager yang mengatur efek composite dengan memanfaatkan akselerator grafis. Window manager asli LXDE adalah Openbox tetapi karena tidak mendukung compositing seperti efek2 transparan maka saya ganti dengan compiz dengan konsekuensi kerja sistem yang semakin berat. Segala sesuatu memang ada harga yang harus dibayar. Untuk mengubah window manager pada Lubuntu maka perlu mengubah ~/.config/lxsession/Lubuntu/desktop.conf pada bagian window_manager=openbox-lxde menjadi window_manager=compiz ccp --indirect-rendering. Dengan mengubah window manager menggunakan compiz maka kita bisa menggunakan compizconfig-settings-manager (ccsm) untuk mengatur efek2 tampilan. Termasuk di antaranya adalah shortcut Alt+F2 yang harus diatur menggunakan ccsm. Sampai tulisan ini dibuat saya masih kesulitan menggunakan lxpanelctl run yang dimiliki oleh LXDE/Lubuntu maka saya menggunakan xfrun4 dari Xfce4.

- Avant Window Navigator yang menyediakan fasilitas docking dan shortcut program2 favorit. Untuk dapat menjalankan AWN ini perlu adanya window manager yang mendukung compositing, salah satunya Compiz. AWN tidak terinstal pada instalasi standar Ubuntu maka perlu ditambahkan dengan menginstal paket avant-window-navigator.

- Xfce Panel dan Global menu plugin: Lubuntu memiliki panel yang bernama lxpanel tetapi panel yang dimiliki tidak mendukung Global menu. Gnome panel juga meragukan karena Gnome sudah beralih ke Gnome Shell dengan sistem panel yang berbeda. Akhirnya Xfce panel saya gunakan apalagi setelah mengetahui kabar dari OMG Ubuntu bahwa Xubuntu sudah mendukung global menu sehingga xfce panelnya pasti sudah ada plugin untuk global menu.
Sebelumnya kita perlu menginstal paket xfce4-panel kemudian menambahkan repository dengan perintah sudo apt-add-repository ppa:the-warl0ck-1989/xfce-appmenu-plugin kemudian menginstal paket2 yang berkaitan dengan global menu pada xfce dengan perintah sudo apt-get update && sudo apt-get install xfce4-appmenu-plugin indicator-appmenu appmenu-gtk appmenu-qt. Apabila instalasi telah sukses maka kite perlu mengganti lxpanel menjadi xfce4-panel. Konfigurasi /etc/xdg/lxsession/Lubuntu/autostart perlu dimodifikasi. Pada bagian @lxpanel --session Lubuntu diubah menjadi @xfce4-panel. Kita mungkin perlu logout/login untuk melihat hasilnya dan apabila telah sukses dengan munculnya panel xfce maka setting berikutnya dapat dilakukan dengan menambahkan plugin Indicator Appmenu Plugin pada panel.
Dengan menggunakan theme Zukitwo akan didapatka hasil yang sangat mirip hanya saja pada panel tulisan menu berwarna putih sehingga tidak kontras dengan background terang. Untuk mengubah warna teks maka kite perlu memberikan perintah :
sed -i 's/ffffff/1a1a1a/g' /home/user/.themes/Zukitwo/gtk-2.0/widgets/panel.rc
dan
sed -i 's/f5f5f5/1a1a1a/g' /home/user/.themes/Zukitwo/gtk-2.0/widgets/panel.rc

- Zukitwo gtk theme, window decoration dan Macbuntu-Xi-icons untuk tampilan yang semakin mirip walaupun dalam hal ini tidak esensial. Saya hanya menyukai perpaduan aksen biru pada kebanyakan icon Mac dengan nuansa abu2 pada desktop.

- Untuk aplikasi berbasis QT yang biasanya bawaan dari KDE dapat menggunakan style qtcurve. Selain itu juga perlu menginstal qt4-qtconfig dan systemsettings dari KDE untuk mengatur konfigurasi tampilan.

Beberapa hal yang kemudian saya sadari adalah, saya tidak dapat menemukan tombol untuk logout, shutdown, restart dll. Hal ini saya siasati dengan menambahkan program launcher pada panel untuk menjalankan lxsession-logout yang akan memanggil window untuk memadamkan sistem.
Untuk detil bisa saya kembalikan kepada pembaca sekalian.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home