Monday, December 12, 2011

Perbedaan budaya install program di Windows dan Linux

Salah satu hal yang membuat pusing saat migrasi dari Windows ke sistem Linux adalah proses instalasi program aplikasi.

Instalasi pada Windows dikatakan yang paling mudah karena pengguna hanya perlu melakukan dobel klik kemudian next next dan proses instalasi berjalan sampai selesai. Ada beberapa sumber instalasi program di windows. Untuk program besar dan kompleks instalasi dikemas dalam CD atau DVD dengan file .exe sebagai program instalasi dan beberapa file arsip seperti file .cab yang berisi komponen yang harus dipasang. Selain file .exe ada file .msi yang bisa dieksekusi langsung oleh program MSInstaller yang biasanya telah terpasang di instalasi Windows. Atau file .msi ini dibuka oleh file .exe yang merupakan pintu untuk menginstall program, biasanya pengguna disuguhi menu dengan tampilan yang bagus. Pada program2 dengan ukuran kecil bisa dikemas dalam satu file .exe sehingga praktis dan portable. Untuk mendapatkan file instalasi ini bisa dari internet dari situs program yang bersangkutan atau dari file server. Sedangkan dalam bentuk CD/DVD harus kita beli dari toko software atau menggunakan file CD/DVD image yang juga bisa kita dapatkan dari internet. Dengan berbagai macam bentuknya instalasi pada Windows tidak lebih dari dobel klik dan mengisi beberapa form dan proses intalasi mulai.

Pada Linux proses instalasi bisa dalam bentuk yang lebih beraneka macam. Pada dasarnya Linux mewarisi sistem sumber program instalasi menggunakan port seperti pada UNIX yaitu file program yang siap instal dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu.
Sistem Repository - Dalam setiap distribusi Linux disertakan software instalasi yang mengenali alamat sumber dan sistem pengelompokan khusus untuk distribusinya sehingga pengguna dapat memilih kemudian instalasi dapat berlangsung. Sistem pengelompokan ini umumnya dinamakan sebagai repository. Repository ini bisa jadi sangat lengkap dan besar seperti pada distribusi Debian atau hanya berisi program2 esensial terutama kompiler dan kode sumber pendukung distribusi. Apabila kita menggunakan distribusi dengan repository yang lengkap maka proses instalasi hanya tinggal memilih dan berikutnya instalasi otomatis berjalan. Distribusi tertentu memiliki tambahan repository yang dinamakan sebagai Personal Package Archive yang memberikan tambahan program yang dapat diinstal. Beberapa PPA memberikan versi program yang lebih baru daripada yang disediakan oleh repository resmi. Pemasangan PPA ini mungkin sudah mulai agak rumit karena ada beberapa tambahan langkah yang harus dilakukan.
Instalasi Kode Sumber - Distribusi dengan repository yang lebih kecil mengharapkan pengguna melakukan instalasi dari kode sumber yang biasanya disediakan oleh situs yang berkaitan. Kode sumber ini memiliki susunan baku yang ditujukan untuk sistem Linux secara umum. Kode sumber ini tidak dapat langsung digunakan, terlebih dahulu harus melalui proses kompilasi dan linking dengan library sistem Linux yang kita gunakan. File binary hasil kompilasi ini akan ditempatkan dalam sistem Linux kita sehingga dapat kita gunakan. Dari segi kerumitan proses instalasi ini lebih tinggi lagi walaupun di situ kekuatan sistem FOSS karena kita bisa melihat kode sumber program sebelum kita gunakan. Untuk updating program dari kode sumber kita perlu untuk mendownload patch yang sesuai untuk mengubah kode sumber yang lama kemudian melakukan kompilasi dan linking ulang kemudian memasang kembali ke dalam sistem dan biasanya akan mengganti file binary yang lama dengan yang baru. Proses update kode sumber ini sekarang menjadi lebih praktis dengan adanya sistem yang dinamakan sebagai git clone yang akan mendownload patch yang disediakan dari server git untuk kemudian kita kompilasi.
Instalasi dengan installer - Instalasi dalam Linux dapat juga dilakukan seperti pada Windows dengan file instalasi tunggal, dengan jendela wizard dan kita tinggal melakukan klik next next dan proses instalasi berlangsung secara otomatis. Walaupun terkesan mudah cara ini agak kurang praktis karena proses update harus dilakukan manual dengan cara download paket yang biasanya berukuran besar dibandingkan download komponen atau patch yang ukurannya kecil dan melakukan instalasi dari awal.

Instalasi dalam Linux jarang sekali disertai permintaan untuk restart ulang sehingga tidak mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan dan cocok untuk server yang sebisa mungkin tetap menyala. Menurut pengalaman, proses seting untuk instalasi program di Linux di awal2 memang rumit. Rumit di awal tetapi semakin mapan seiring waktu pemakaian kita. Proses seting ini semakin jarang kita lakukan, karena kita tinggal melakukan update secara sederhana bahkan otomatis secara reguler. Kerumitan ini mungkin akan berulang apabila kita memutuskan untuk upgrade sistem secara keseluruhan tetapi dengan strategi awal yang bagus, proses upgrade menjadi lebih sederhana.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home