Monday, July 29, 2013

Kaki beroda

Beberapa hari terakhir sangat malas mengerjakan berbagai rutinitas. Terutama pekerjaan yang memakai otak, apa karena otaknya sudah capek? Urusan oprek2 sudah agak bosan, duduk di depan komputer sambil memandang kode termasuk mencermati naskah juga masih malas. Berbagai macam urusan membuat jenuh. Akhirnya kepikiran belajar inline skate, kalo dulu belajarnya mungkin karena ikut tren anak muda. Sekarang murni karena keinginan mencoba koordinasi otak dan otot. Semakin tua katanya manusia semakin lamban, canggung bahkan ada mengatakan semakin bodoh. Mungkin ada benarnya.

Singkat kata akhirnya proposal pembelian inline skate disetujui. Harganya lumayanlah dan sepertinya kualitasnya terbaik yang masih bisa dicari oleh orang awam di tempat yang bukan metroplitan.

Beberapa hari pertama adalah hari2 yang lucu, mungkin memalukan dan yang jelas menyakitkan. Ini bukan kota besar dan sebesar2nya juga mungkin bukan Surabaya, Jakarta atau Bandung yang punya lokasi khusus untuk belajar inline yang mudah didatangi. Inline skate sempat ngetrend dan kemudian hilang bahkan mungkin sudah terkubur sehingga tidak ada jalan yang dibangun dengan pemikiran supaya juga bisa digunakan oleh pemakai inline skate. Lokasi untuk berlatih adalah di samping rumah dengan lantai keramik sepanjang 6-8m. Lokasi berikutnya adalah tempat orang tua yang cukup jauh dengan space lumayan luas berlatai keramik. Lokasi terakhir dan sepertinya adalah lokasi utama yang mudah dijangkau, jalan depan rumah. Bukan jalan yang halus, banyak permukaan tidak rata, baru sadar setelah mencoba meluncur di atasnya menggunakan inline skate. Pengendara sepeda / motor mungkin tidak mempermasalahkan, tetapi ini adalah lingkungan yang menantang bagi skater. Seperti yang semua ketahui banyak pengendara sepeda motor ngawur berkecepatan tinggi sehingga dibuatlah struktur bernama polisi tidur (speed bump). Bagi pemula inline skate ini seperti tembok yang harus ditembus. Anak kecil mungkin tidak masalah tapi bagi yang sudah berumur (walaupun umurnya tidak seberapa) sakitnya jatuh lebih terasa.

Polisi tidur yang bagi pejalan kaki seperti objek tidak terlihat, bagi pengendara motor hanya sekedar memperlambat, tapi bagi inline skater pemula ini adalah tempat diperlukannya koordinasi dan keseimbangan serta kenekatan untuk melewatinya. Paling tidak untuk melewatinya sudah jatuh serius (terasa sakit) 3x dan jatuh2 ringan beberapa kali. Beberapa cukup landai walaupun cukup tebal untuk memperlambat motor tetapi dapat dilewati inline dengan meluncur terkoordinasi. Beberapa cukup susah karena dapat menyebabkan tersandung. Di sini, pemula tidak bisa berlama2 belajar teknik dasar untuk dapat menikmati area yang lebih luas maka unsur agresif harus dipelajari, yaitu melompat.

Dengan kaki telanjang, bersandal japit atau bersepatu melompat adalah hal lama yang dipelajari sejak balita. Dengan inline skate, kembali lagi jadi balita. Reflek2 lama ternyata dapat menyebabkan celaka ketika menggunakan inline skate. Bagaimana kita melompat dan mendarat menggunakan tumit yang dilatih di lompat jauh masa sekolah? Jangan menggunakannya pada saat menggunakan inline skate. Mendaratlah dengan jari dulu dengan posisi badan seperti saat melompat. Posisi ini pada normalnya tanpa inline skate akan menyebabkan kita tersungkur. Tapi di atas inline skate ini akan menghindarkan dari jatuh kebelakang, yang merupakan jatuh terburuk.

Iklan inline skate digambarkan orang2 tertawa meluncur di jalan mulus. Sebaiknya jangan berpatokan pada itu untuk belajar inline skate. Sebaiknya patokannya adalah inline agresif, inline hockey atau inline city street. Bukan menakut2i tetapi daripada kecewa. Bagaimana tidak, begitu di depan rumah sadar ternyata jalannya tidak rata, miring dilengkapi polisi tidur. Mau tidak mau sikap agresif dikembangkan untuk menerima kemungkinan besar jatuh. Sebagai pemula juga harus belajar elemen downhill/uphill jadi pelajaran akselerasi dan pengereman adalah esensial. Dan ini yang mungkin paling menciutkan nyali, kondisi tidak rata ditambah polisi tidur kadang bisa membuat rem tumit tersangkut di aspal dan kita jatuh. Rem tumit adalah senjata para pemula dan itu sepertinya tidak bisa dipakai. Secepat mungkin belajar tanpa rem tumit. Lupakan prasarat untuk melepas rem tumit, ini Indonesia, alat pengaman mungkin malah membahayakan. Adopsi olahraga hockey yang melakukan berbagai teknik pengereman tanpa rem tumit.

Apapun kondisi di luar sana jangan lupa unsur fun, tanpa ini maka mungkin saya akan cepat menggantung sepatu yang telah mahal2 dibeli (walaupun kalo dibandingkan standar termasuk murah). Tapi di jalanan Indonesia fun bisa jadi dekat dengan agresif. Tidak perlu takut2 belajar inline skate walaupun jauh dari arena. Semua tutorial bisa dipakai dengan menambahkan unsur agresif.  Kalo sedang malas belajar teknik, saya pakai bola plastik kecil yang biasa untuk kolam bola anak2.  Sambil menggunakan inline skate saya main sepak bola dengan bola kecil itu sekedar semakin nyaman dengan inline skatenya. Idenya dari internet menggunakan puck hockey tapi karena gak ada di Indonesia ya pakai bola plastik saja.

Sepatu yang saya gunakan:
Roda 84mm, hardness 82A dengan bearing abec7 dan frame aluminium yang dikelingkan ke plastik. Saya tidak menyarankan merk, apa yang ada dipakai. Semakin besar roda semakin enak di jalan tidak rata tapi juga lebih sulit menyeimbakan terutama dengan frame ngepas pendek.

Buang rasa malu jatuh, kadang rasa malu lebih menyakitkan daripada badan yang jatuh. Dengan mengabaikan rasa malu bisa mengurangi separuh rasa sakit . Biasanya yang mentertawakan tidak pernah belajar apa2. Kalau kita lihat video komunitas mereka tidak pernah mentertawakan karena jatuh adalah keren yang tertunda.

Thursday, July 25, 2013

Evolusi versi sempalan

Manusia mengubah permukaan bumi, dari yang tadinya ditutupi pohon dan rumput hijau menjadi jalan beraspal. Tapi manusia belum mengalami evolusi dengan menumbuhkan roda di kakinya. Dulu primata yang lebih primitif merupakan makhluk arboreal yang hidup di pohon dan memiliki kaki dengan jari cukup panjang untuk menggenggam cabang dan ranting. Manusia termasuk salah satu primata yang menguasai daratan dan mengembangkan kaki panjang berjari pendek. Struktur yang bagus untuk berdiri dan berjalan 2 kaki. Setelah itu manusia menjadi spesies dominan dan banyak mengubah rupa bumi. Setelah bertahun2 alam dipaksa untuk berubah (perubahan iklim, musim, jalan dan gedung) tapi manusia mengalami hanya sedikit perubahan. Manusia menciptakan banyak kendaraan beroda tetapi belum ada manusia yang berevolusi tumbuh roda di kakinya. Manusia ingin sekitarnya berubah tapi ia sendiri tidak mau berubah. Konstruksi fisik masih sama dengan nenek moyang 10000 tahun yang lalu. Bahkan mungkin keserakahan saat ini adalah warisan dinosaurus yang harus makan banyak untuk menopang bobot tubuh atau karena spesies2 dari genus Homo muncul dari gurun dengan sedikit cadangan makanan. Kekurangan makan mengharuskan untuk serakah. Di beberapa tempat sudah tidak lagi kekurangan makanan bahkan berlebih tetapi keserakahan itu tetap lestari. Negara maju ditandai dengan jalan beraspal dan trotoar yang mulus, masyarakatnya seharusnya mulai mengembangkan roda di kakinya. Penemuan sepatu roda awalnya dari eropa. Negara yang lebih terbelakang dengan tanak becek berlumpur mungkin manusianya harus mengembangkan banyak kaki lancip seperti kepiting bakau, atau mulai belajar memakai jangkungan. Antara dua dunia tersebut manusia bersepatu, atau bersandal atau tanpa alas kaki. Tetapi mulai malas menggunakannya dan memilih menggunakan mobil atau motor, walau untuk jarak dekat.