Tuesday, February 3, 2015

Android Bisa Begini, Pengalaman Baru dalam Interaksi (ROOT)

Hampir semua android dilengkapi dengan tombol navigasi seperti ini :
Berbagai macam navigasi android dari http://www.androidguys.com/2014/05/02/navigate-android-device-android-101/
Tombol navigasi ada yang berupa tombol hardware yang biasanya paten di bagian bawah, dan ada yang berupa software dalam satu deret di bagian bawah layar.
Selain tombol navigasi biasanya juga akan menjumpai dock dengan tombol app drawer untuk membuka berbagai macam aplikasi :
Dock dengan app drawer dari http://www.androidguys.com/2014/05/02/navigate-android-device-android-101/
Dari sudut pandang saya pribadi, saya lebih suka model navigasi seperti iphone :
Hanya ada satu tombol sehingga tidak membingungkan dan dapat digunakan tanpa perlu pencahayaan karena hanya ada satu sehingga tidak salah pencet. Dengan demikian untuk tombol akan menghemat batrei karena tidak perlu lampu.

Q : Lalu bagaimana dengan tombol Back, Menu dan Recent Apps?
A : Sebenarnya kalau kita mau meneliti aplikasi dalam Android kita, apabila developernya mendesain dengan baik maka akan ada tombol navigasi pada action bar (paling atas aplikasi), seperti pada aplikasi Disk Usage berikut :
Ada tombol untuk Back (sebenarnya ini tombol UP) untuk menuju layar sebelumnya. Di sebelah kanan juga ada tombol menu yang dapat dimunculkan apabila aplikasi mendukungnya.
Desain semacam ini menurut saya menjadikan tombol back menjadi tidak perlu dan hanya aplikasi yang tidak disesain dengan baik yang masih memerlukan tombol back, biasanya aplikasi kecil untuk modifikasi.
Layar pada modul gravity box yang menurut saya sulit navigasinya tanpa tombol back.
Layar pada modul gravity box di atas tidak menyertakan tombol navigasi sehingga tombol back diperlukan. Hal yang sama juga terjadi pada menu settings. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan mode tablet pada menu Settings :
Menu settings dalam mode tablet tidak memerlukan tombol back karena kita bisa memilih bagian lain menu di sebelah kiri. Walaupun demikian tetap ada situasi kita harus menekan tombol back, maka solusinya adalah kita mengubah fungsi tombol home menjadi tombol back apabila ditekan lama. Hal tersebut bisa dilakukan menggunakan modul Gravity Box untuk Xposed Framework. Hasilnya adalah tetap kita tidak perlu tombol back baik berupa hardware atau onscreen navbar. Kebetulan device saya menggunakan touch screen hardware navigation yang tidak seberapa terlihat jika tidak menggunakan pencahaaan latar :
Saya hanya memerlukan tombol homenya saja dan menon-aktifkan tombol menu serta back. Keuntungan dari hardware navigation button adalah layar tidak terpotong untuk onscreen navbar. Untuk menon-aktifkan tombol selain home kita bisa melakukan editing terhadap file /system/usr/keylayout/Generic.kl untuk itu diperlukan akses ROOT. Dengan menon-aktifkan tombol menu dan back maka tidak akan terjadi penekanan tombol secara tidak sengaja dan kita bisa memegang ponsel di area kedua tombol tersebut dengan aman. Karena hanya ada satu tombol maka pencahayaan tombol bisa dimatikan dan lebih hemat energi.

Q : Untuk recent apps sebagai bagian dari multi tasking bagaimana mengaksesnya?
A : Ada banyak pilihan untuk menampilkan recent apps dan sebenarnya launcher bawaan device saya tidak menawarkan untuk menampilkan recent apps. Kebetulan saya juga menggunakan module Xhalo untuk Xposed Framework untuk membuat android jadi multi window. Sementara ini yang mendukung penggunaan Halo window hanya recent app bawaan android dan tambahan panel notifikasi dari Xhalo sendiri :
Recent apps versi xhalo pada panel notifikasi sehingga tidak diperlukan tombol tambahan.
Sayangnya recent app pada panel notifikasi dari xhalo tidak bisa lebih dari 5 sedangkan menurut saya idealnya bisa sampai 10. Pada setingnya mendukung lebih dari 5 tetapi sepertinya bug pada module maka yang muncul hanya 5, itu juga sudah termasuk launcher sehingga praktis hanya bisa menggunakan 4 saja. Sejauh saya menggunakan 5(secara praktis 4) sudah cukup untuk multitasking berpindah dari aplikasi satu ke aplikasi lain. Seandainya tidak menggunakan Xhalo dapat menggunakan taskbar lain yang mendukung recent app seperti Swapps dll. Sebenarnya recent app juga bisa dipanggil menggunakan LMT launcher tetapi menurut saya menjadikan Pie Controlnya terlihat penuh dan untuk mengakses aplikasinya diperlukan 3 sentuhan sedangkan jika menggunakan panel notifikasi cukup 2 sentuhan.

UPDATE:
Akhirnya long press tombol home diputuskan berfungsi membuka recent app. Sedangkan fungsi back menggunakan gesture swipe dari tepi bawah ke atas, navigasi semacam ini saya tiru dari Ubuntu Phone. Saya juga menggunakan swapps untuk mengakses aplikasi dari layar mana saja dengan Search sebagai starred app. Meniru desktop Unity dari Ubuntu dan mempertimbangkan untuk menggunakan 15 starred app untuk aplikasi favorit.

Q : Bagaimana saya menutup aplikasi yang tidak saya gunakan?
A : Tidak perlu, ponsel android seperti iphone berbeda dengan komputer. Android menyediakan rutin untuk menutup aplikasi secara otomatis bila memori dianggap penuh. Pengguna cukup menekan tombol home dan kembali dapat memilih aplikasi lain. Multi tasking dapat dilakukan sampai 4 aplikasi dengan cara menggunakan panel notifikasi seperti ditulis di atas.

Berikutnya adalah dock, untuk dock saya lebih memilih untuk tidak menggunakannya karena tanpa dock layar home akan menjadi lebih lega :

Untuk layar widget seperti calendar juga lebih luas. Di sini saya menggunakan Google Experience Launcher (GEL) dengan modifikasi menggunakan Xposed GEL Settings.

Dibandingkan dengan :

Iphone dan hampir semua android masih menggunakan dock yang selain memenuhi tampilan home, dock tidak bisa digunakan di sembarang layar. Untuk melakukan telepon atau menulis SMS maka kita perlu menuju home dan memilih aplikasi di home. Solusi yang tersedia adalah menggunakan LMT launcher yang umum dikenal sebagai Pie Control :
 

Dengan menggunakan Pie Control dari LMT launcher kita dapat mengakses aplikasi utama yang biasa ada pada dock seperti Camera, Phone, SMS dan Contacts. Pie ini aka tersembunyi bila tidak digunakan sehingga tidak menghabiskan tempat. Saya sengaja hanya meletakkan di bawah karena area kanan dan kiri biasa digunakan untuk mengaktifkan bantuan tambahan aplikasi lain dan bagian atas untuk fungsi status bar. Gravity Box juga menawarkan Pie Control tetapi khusus untuk navigasi sehingga tidak sesuai keperluan saya.
Satu tambahan yang menurut saya praktis dengan sedikit kekurangan dalam hal privasi adalah fungsi membuka notifikasi pada lockscreen. Pada umumnya device Android tidak memperbolehkan tetapi dengan module Gravity Box untuk Xposed Framework maka kita dapat melihat notifikasi dan memutuskan untuk membaca lebih lanjut, membalas dll. Notifikasi juga bisa sekedar dihapus saja karena mungkin bersifat iklan. Untuk membalas maka diperlukan password apabila kita memakai lockscreen berpassword sehingga tidak semua orang bisa menyalahgunakannya.
Sekian mungkin yang bisa saya lakukan dan mungkin bagi pembaca tidak hanya sampai di sini banyak tweak lain yang bisa dilakukan. Semua menggunakan Tools yang tersedia secara gratis di Internet untuk meningkatkan kepraktisan ponsel Android kita.