Sunday, December 28, 2014

Tetap Hemat Batrei di CPU Quad Core dengan Xposed Framework + modul Performance Profile

Device baru dengan CPU quad core, pastinya jauh lebih kencang dibanding device lama yang hanya single core di clockspeed dan OS yang sama, 1GHz dan Android JellyBean. Perbandingannya, untuk device lama score Antutu maksimal 4000+ sedangkan device yang baru bisa mencapai.20000+ yang artinya 5x lebih cepat. Kesan pertama semua terasa lancar dan smooth, buka tutup aplikasi dan animasinya semua seperti mengalir, euforia melanda tapi tidak untuk waktu yang lama. Hal yang berikutnya disadari adalah konsumsi daya. Yang jelas CPU quadcore lebih haus daya dibanding single core. Sama2 pakai batrei kapasitas 1900mAh device yang lama bisa bertahan sehari semalam, sedangkan device yang baru setengah hari sudah perlu dicharge. Wajar dengan performa yang jauh meningkat konsumsi daya juga pasti meningkat, hanya saja pertanyaannya, apakah kita selalu menggunakan performa puncak? Banyak aplikasi yang sebelumnya digunakan di device lama masih lancar seperti messaging, e-mail, phone, edit teks sederhana dan browsing, hanya beberapa aplikasi baru yang memerlukan tenaga pemrosesan lebih seperti untuk contact yang semakin membengkak, office, image editing dll. Jadi menggunakan device dengan kekuatan penuh adalah pemborosan. Masalahnya device android tidak dikondisikan untuk dapat diseting sampai kedalaman seperti itu dan banyak aplikasi yang dikatakan menghemat baterai hanya bekerja pada tingkat membersihkan aplikasi dari RAM dan mematikan service yang tidak diperlukan seperti koneksi wifi dan 3G. Beberapa malah lebih menghabiskan banyak energi karena mematikan aplikasi yang berjalan di background yang kemudia  dipanggil lagi oleh sistem android. Pengaturan yang sangat dalam di level terendah hanya bisa dilakukan setelah device di-root sehingga memungkinkan pengaturan inti. Metode rooting banyak tersebar dan bagi yang tidak sayang dengan garansi maka sangat direkomendasikan untuk melakukan rooting.

Xposed Framework
Modifikasi dalam android sangat mudah bagi device yang kompatibel dengan xposed framework karena ada banyak modul untuk mengubah sistem device sesuai keinginan kita. Installer bisa didapatkan di
http://repo.xposed.info/module/de.robv.android.xposed.installer dalam bentuk file .apk. Instalasi dapat dilakukan menggunakan file manager dan kemudian ketika file dijalankan akan meminta akses root untuk memasang file framework tambahan dalam sistem. Setelah xposed framework installer terpasang maka diperlukan reboot agar framework berlaku dalam sistem. Setelah xposed framework terinstall dan berjalan di sistem maka kita bisa masuk ke bagian Download untuk memasang module tambahan yaitu modul Performance Profile (PP). Modul PP tersedia di daftar repositori modul, pada aplikasi xposed framework installer ada di bagian Download. Setelah modul PP terinstall maka perlu diaktifkan pada bagian Module pada xposed framework installer. Setelah diaktifkan dengan mencentang modul PP device perlu direboot untuk memberlakukan pada sistem.
Setelah berlaku pada sistem maka selanjutnya adalah membuat profil untuk aplikasi, screen off, lockscreen dan default. Yang dapat diatur pada setiap profil adalah:
-CPU yang aktif/non aktif, cpu yang tidak aktif maka opsi pengaturannya juga tidak aktif. Apabila profil tersebut aktif maka core yang non aktif akan dimatikan dan profil akan menyebabkan sistem berjalan menggunakan sisa core yang aktif.
-Min speed, kecepatan terendah cpu yang dapat diatur berbeda2 untuk setiap cpu.
-Max speed, kecepatan tertinggi cpu
-Governor, untuk mengatur perilaku cpu. Agar performance profile dapat bekerja maka jangan menggunakan hotplug. Untuk dapat menggunakan pengaturan cpu maka beberapa device perlu menghentikan service mpdecision.
-IO scheduler, menentukan sistem penjadwalan IO, apapun bisa digunakan di sini.
-Nice foreground, mengatur prioritas aplikasi ketika berjalan di depan.
-Nice background, mengatur prioritas aplikasi ketika berjalan di latar belakang.
-Script akan menambahkan fungsionalitas menggunakan script yang dapat kita buat sendiri.
Sebagai contoh program text editor tidak memerlukan keseluruhan cpu aktif dan mungkin 1 core sudah cukup sehingga 3 core yang lain dimatikan sehingga menghemat daya. Core yang aktif diatur kecepatan max min nya sesuai keperluan sehingga tidak terlalu lambat meskipun hanya menggunakan 1 core. Dengan demikian penggunaan daya untuk cpu secara kasar dapat dikurangi sampai hanya 1/3.
Contoh lainnya program office yang memerlukan daya pemrosesan yang lebih besar mungkin memerlukan 2-3 core sehingga kita perlu mematikan 1 core untuk sedikit menghemat daya. Setiap profil akan dimuat secara dinamis sesuai aplikasi yang aktif.
Yang pasti efek sampingnya adalah kehalusan animasi tampilan akan menurun terutama jika hanya menggunakan 1 core cpu. Efek berikutnya juga ketika ada proses di belakang maka akan mengikut profil aplikasi yang berjalan di depan sehingga jika proses yang di belakang sangat berat maka kecepatan sistem akan turun drastis. Sejauh yang saya praktekkan tidak ada masalah dan sepertinya baterai menjadi lumayan hemat.